Surplus Konsumen --> Keuntungan yang diterima konsumen/pembeli dari keikutsertaannya di pasar
Surplus Produsen --> Keuntungan yang diterima penjual/produsen atas keikutsertaannya di pasar.
Surplus Konsumen dan Surplus Produsen adalah perangkat dasar yang digunakan para ekonom untuk mengukur kesejahteraan ekonomis para penjual dan pembeli di sebuah pasar.
1.PENGATUR EKONOMI YANG BIJAK
a.Efficiency (Efisiensi)
b.Equity (Kesamarataan)
EFISIENSI
Untuk memaksimalkan kesejahteraan ekonomi bagi segenap warga masyarakatnya:
Mengetahui Menghitungàcara pengukuran kesejahteraan ekonomis bagi masyarakatnya seluruh surplus produsen dan surplus konsumen (Surplus Total/total surplus).
Surplus Konsumen = nilai barang bagi pembeli - harga yang dibayarkan pembeli.
Surplus Produsen = jumlah yang diterima penjual - biaya produksi yang dipikul penjual.
Total Surplus = nilai barang bagi pembeli - jumlah yang dibayar pembeli + jumlah yang diterima penjual - biaya produksi yang dipikul penjual.
Jumlah yang dibayarkan pembeli sesungguhnya sama dengan jumlah yang diterima penjual, sehingga kita bisa menghilangkan kedua elemen tersebut dari rumus di atas. Atas dasar itu kita dapat menyederhanakan rumus surplus total sebagai berikut:
Total Surplus = nilai barang bagi pembeli - biaya produksi.
Total Surplus adalah nilai total yang diberikan pembeli atas suatu barang/jasa, yang dihitung berdasarkan angka kesediaan membeli, dikurangi biaya produksi barang/jasa tersebut yang harus ditanggung penjual, yang biasa dihitung melalui angka kesediaan menjual.
Jika suatu alokasi sumber daya dapat memaksimalkan Surplus Total, maka alokasi itu dikatakan memiliki efisiensi (efficiency). Apabila suatu alokasi tidak memiliki efisiensi, maka sebagian keuntungan dari perdagangan antara penjual dan pembeli tidak terwujud, dan hilang begitu saja.
Contoh:
Alokasi yang ada di suatu pasar disebut tidak efisien jika:
1.Ada suatu jenis barang yang tidak diproduksi dengan biaya terendah. Dalam kasus ini, kegiatan produksi barang tersebut sebaiknya dialihkan dari produsen lama ke produsen yang bisa menurunkan biayanya agar Surplus Total di pasar yang bersangkutan dapat meningkat.
2.Suatu barang/jasa tidak dibeli oleh konsumen yang memberikan penilaian tertinggi terhadap barang/jusa tersebut. Pada kasus ini, kegiatan konsumsi tersebut juga sedapat mungkin dialihkan dari pembeli yang memberi penilaian rendah ke pembeli lain yang memberikan penilaian lebih tinggi terhadap barang/jasa tadi, demi meningkatkan surplus total (perhatikan gambar berikut ini).
Keseimbangan terjadi pada P* = $ 6 dan Q* = 4 tape per minggu. Pada titik E, pengeluaran sebesar $ 24 (6 x 4). Total surplus $ 8 (1/2 x 4 x 4) per minggu. Pada titik E juga, produsen menerima $ 24 per minggu dan surplus produsen $ 8. Total surplus adalah $ 16 per minggu. Kondisi tersebut adalah efisien karena memberikan total surplus tertinggi.
Jika harga tape $ 6 tetapi jumlah outputnya hanya 3 per minggu, surplus konsumen dan produsen masing-masing $ 7.5 , sehingga total surplus $ 15 per minggu. Total surplus berkurang $ 1. Begitu juga sebaliknya. Saat harga $ 6 dan outputnya 5, maka total surplus $ 15.
KESAMARATAAN
Kesamarataan (equity) -->Aspek keadilan atau pemerataan distribusi kesejahteraan di antara segenap pembeli dan penjual.
Ibarat sebuah kue yang harus dibagi-bagi untuk semua penjual dan pembeli. Efisiensi berfokus pada ukuran kue tersebut, sedangkan keseimbangan/kesamarataan mempersoalkan pembagian kue itu, adil atau tidak.
Evaluasi terhadap keseimbangan lebih sulit dilakukan daripada evaluasi efisiensi. Kita dapat menilai tinggi rendahnya efisiensi berdasarkan angka-angka pasti atau ukuran positif; sedangkan dalam menilai keseimbangan, kita dihadapkan pada ukuran-ukuran normatif yang bersifat relatif. Kalau kita bicara ukuran normatif, itu berarti kita mulai keluar dari kaidah-kaidah ekonomi, dan memasuki filsafat politik.
2.EVALUASI EKUILIBRIUM PASAR
Gambar 7.9 berikut ini memperlihatkan surplus produsen dan surplus konsumen ketika pasar berada pada kondisi ekuilibrium penawaran dan permintaan. Anda tentu masih ingat bahwa surplus konsumen sama dengan bidang yang berada di atas garis harga dan di bawah kurva permintaan, sedangkan surplus produsen adalah bidang di bawah garis harga dan atas kurva penawaran. Dengan demikian, total bidang antara kurva permintaan dan kurva penawaran sampai pada titik perpotongannya (titik ekuilibrium) mencerminkan surplus total yang ada di pasar ini.
Surplus Total, yakni penjumlahan antara surplus konsumen dan surplus produsen, adalah bidang yang terletak di antara kurva penawaran dan kurva permintaan, sampai pada kuantitas ekuilibrium.
Apakah alokasi sumber daya pada kondisi ekuilibrium ini efisien ? Apakah surplus totalnya sudah maksimum ?
Surplus Produsen --> Keuntungan yang diterima penjual/produsen atas keikutsertaannya di pasar.
Surplus Konsumen dan Surplus Produsen adalah perangkat dasar yang digunakan para ekonom untuk mengukur kesejahteraan ekonomis para penjual dan pembeli di sebuah pasar.
1.PENGATUR EKONOMI YANG BIJAK
a.Efficiency (Efisiensi)
b.Equity (Kesamarataan)
EFISIENSI
Untuk memaksimalkan kesejahteraan ekonomi bagi segenap warga masyarakatnya:
Mengetahui Menghitungàcara pengukuran kesejahteraan ekonomis bagi masyarakatnya seluruh surplus produsen dan surplus konsumen (Surplus Total/total surplus).
Surplus Konsumen = nilai barang bagi pembeli - harga yang dibayarkan pembeli.
Surplus Produsen = jumlah yang diterima penjual - biaya produksi yang dipikul penjual.
Total Surplus = nilai barang bagi pembeli - jumlah yang dibayar pembeli + jumlah yang diterima penjual - biaya produksi yang dipikul penjual.
Jumlah yang dibayarkan pembeli sesungguhnya sama dengan jumlah yang diterima penjual, sehingga kita bisa menghilangkan kedua elemen tersebut dari rumus di atas. Atas dasar itu kita dapat menyederhanakan rumus surplus total sebagai berikut:
Total Surplus = nilai barang bagi pembeli - biaya produksi.
Total Surplus adalah nilai total yang diberikan pembeli atas suatu barang/jasa, yang dihitung berdasarkan angka kesediaan membeli, dikurangi biaya produksi barang/jasa tersebut yang harus ditanggung penjual, yang biasa dihitung melalui angka kesediaan menjual.
Jika suatu alokasi sumber daya dapat memaksimalkan Surplus Total, maka alokasi itu dikatakan memiliki efisiensi (efficiency). Apabila suatu alokasi tidak memiliki efisiensi, maka sebagian keuntungan dari perdagangan antara penjual dan pembeli tidak terwujud, dan hilang begitu saja.
Contoh:
Alokasi yang ada di suatu pasar disebut tidak efisien jika:
1.Ada suatu jenis barang yang tidak diproduksi dengan biaya terendah. Dalam kasus ini, kegiatan produksi barang tersebut sebaiknya dialihkan dari produsen lama ke produsen yang bisa menurunkan biayanya agar Surplus Total di pasar yang bersangkutan dapat meningkat.
2.Suatu barang/jasa tidak dibeli oleh konsumen yang memberikan penilaian tertinggi terhadap barang/jusa tersebut. Pada kasus ini, kegiatan konsumsi tersebut juga sedapat mungkin dialihkan dari pembeli yang memberi penilaian rendah ke pembeli lain yang memberikan penilaian lebih tinggi terhadap barang/jasa tadi, demi meningkatkan surplus total (perhatikan gambar berikut ini).
Keseimbangan terjadi pada P* = $ 6 dan Q* = 4 tape per minggu. Pada titik E, pengeluaran sebesar $ 24 (6 x 4). Total surplus $ 8 (1/2 x 4 x 4) per minggu. Pada titik E juga, produsen menerima $ 24 per minggu dan surplus produsen $ 8. Total surplus adalah $ 16 per minggu. Kondisi tersebut adalah efisien karena memberikan total surplus tertinggi.
Jika harga tape $ 6 tetapi jumlah outputnya hanya 3 per minggu, surplus konsumen dan produsen masing-masing $ 7.5 , sehingga total surplus $ 15 per minggu. Total surplus berkurang $ 1. Begitu juga sebaliknya. Saat harga $ 6 dan outputnya 5, maka total surplus $ 15.
KESAMARATAAN
Kesamarataan (equity) -->Aspek keadilan atau pemerataan distribusi kesejahteraan di antara segenap pembeli dan penjual.
Ibarat sebuah kue yang harus dibagi-bagi untuk semua penjual dan pembeli. Efisiensi berfokus pada ukuran kue tersebut, sedangkan keseimbangan/kesamarataan mempersoalkan pembagian kue itu, adil atau tidak.
Evaluasi terhadap keseimbangan lebih sulit dilakukan daripada evaluasi efisiensi. Kita dapat menilai tinggi rendahnya efisiensi berdasarkan angka-angka pasti atau ukuran positif; sedangkan dalam menilai keseimbangan, kita dihadapkan pada ukuran-ukuran normatif yang bersifat relatif. Kalau kita bicara ukuran normatif, itu berarti kita mulai keluar dari kaidah-kaidah ekonomi, dan memasuki filsafat politik.
2.EVALUASI EKUILIBRIUM PASAR
Gambar 7.9 berikut ini memperlihatkan surplus produsen dan surplus konsumen ketika pasar berada pada kondisi ekuilibrium penawaran dan permintaan. Anda tentu masih ingat bahwa surplus konsumen sama dengan bidang yang berada di atas garis harga dan di bawah kurva permintaan, sedangkan surplus produsen adalah bidang di bawah garis harga dan atas kurva penawaran. Dengan demikian, total bidang antara kurva permintaan dan kurva penawaran sampai pada titik perpotongannya (titik ekuilibrium) mencerminkan surplus total yang ada di pasar ini.
Surplus Total, yakni penjumlahan antara surplus konsumen dan surplus produsen, adalah bidang yang terletak di antara kurva penawaran dan kurva permintaan, sampai pada kuantitas ekuilibrium.
Apakah alokasi sumber daya pada kondisi ekuilibrium ini efisien ? Apakah surplus totalnya sudah maksimum ?
Untuk menjawab pertanyaan ini, ingatlah bahwa ketika sebuah pasar berada dalam kondisi ekuilibrium, maka harga akan menentukan keikutsertaan penjual dan pembeli di pasar yang bersangkutan. Para pembeli yang menaksir nilai suatu barang melebihi harganya (dicerminkan oleh penggalan AE pada kurva permintaan) akan memutuskan untuk membeli barang tersebut. Sedangkan (calon) pembeli yang taksiran nilainya atas barang tadi lebih rendah daripada harganya (dicerminkan oleh penggalan EB pada kurva permintaan), tidak akan membelinya. Demikian pula, para penjual yang biaya produksinya lebih rendah daripada harganya (dicerminkan oleh penggalan CE pada kurva penawaran) akan memproduksi dan menjual barang tersebut, sedangkan produsen yang biaya produksinya melampaui harga yang berlaku (dicerminkan oleh penggalan ED pada kurva permintaan), akan memilih untuk tidak berproduksi.
Dari pengamatan tersebut, kita dapat menarik dua kesimpulan pokok mengenai hasil-hasil yang dibuahkan oleh mekanisme pasar bebas, sebagai berikut:
1.Pasar bebas mengalokasikan penawaran barang kepada pembeli yang memberikan penilaian tertinggi atas barang itu, yang dapat diukur berdasarkan kesediaan membelinya.
2.Pasar bebas mengalokasikan permintaan atas suatu barang kepada para penjual yang mampu memproduksikannya dengan biaya yang paling rendah.
3.Pasar bebas memproduksikan suatu barang dalam kuantitas tertentu yang dapat memaksimalkan seluruh surplus produsen dan surplus konsumen.
Jika kuantitas barang lebih rendah daripada kuantitas ekuilibrium, maka nilai barang bagi pembeli melebihi biaya yang harus ditanggung penjual. Sebaliknya, apabila kuantitas barang lebih tinggi daripada kuantitas ekuilibrium, maka nilai suatu barang bagi pembeli akan lebih rendah daripada biaya yang harus ditanggung penjual. Dengan demikian, ekuilibrium pasar akan memaksimalkan seluruh surplus produsen dan surplus konsumen.
Untuk mengetahui penjelasannya, silahkan simak Gambar 7.10 Ingat bahwa kurva permintaan mencerminkan nilai suatu barang bagi pembeli sedangkan kurva penawaran melambangkan biaya produksinya yang harus dipikul penjual. Pada kuantitas yang lebih rendah daripada kuantitas ekuilibrium, maka nilai barang bagi pembeli akan melebihi biaya yang harus ditanggung penjual. Dalam situasi ini, peningkatan kuantitas barang akan dapat menaikkan surplus total, namun peningkatan itu harus dihentikan begitu kuantitas barang menyamai kuantitas ekuilibrium karena jika kuantitasnya lebih tinggi daripada kuantitas ekuilibrium, maka nilai barang tersebut bagi pembeli akan lebih rendah daripada biaya yang harus ditanggung penjual. Jika peningkatan tetap diteruskan, maka surplus akan mengalami kemerosotan.
Dengan tiga kesimpulan tentang hasil-hasil pasar di atas, maka jelaslah bagi kita bahwa ekuilibrium pasar memaksimalkan seluruh surplus produsen dan surplus konsumen. Dengan kata lain, kondisi ekailibrium itu identik dengan alokasi sumberdaya yang efisien. Karenanya, tugas si pejabat tadi sebenarnya sangat mudah. la cukup membiarkan pasar bekerja sebagaimana adanya, dan ia tidak perlu berbuat apa-apa lagi. Kesimpulan ini pula yang menjadi alasan bagi para ekonom untuk menganjurkan penerapan pasar bebas sebagai mekanisme alamiah untuk mengorgansasikan berbagai kegiatan ekonomi.
.
KESIMPULAN:
EFISIENSI PASAR DAN KEGAGALAN PASAR
Bab ini memperkenalkan dua perangkat analisa dasar dari ilmu ekonomi kesejahteraan, yakni Surplus Konsumen dan Surplus Produsen, serta menjelaskan penerapannya guna mengevaluasi efisiensi pasar bebas. Dalam bab ini dijelaskan pula bahwa kekuatan penawaran dan permintaan dapat mengalokasikan sumber daya secara efisien. Itu berarti meskipun setiap penjual dan pembeli di pasar hanya mengejar kepentingan masing-masing, interaksi mereka secara keseluruhan terbimbing oleh mekanisme tangan tak nampak, sedemikian rupa sehingga mengarah kepada suatu ekuilibrium yang memaksimalkan keuntungan total bagi segenap pembeli dan penjual.
Kesimpulan:
Pasar itu efisien didasarkan pada sejumlah asumsi/pengandaian tentang fungsinya yang tidak sama dengan kenyataan yang ada. Jika asumsi-asumsi tersebut tidak terwujud, maka dengan sendirinya kesimpulan kita tersebut tidak berlaku.
Dua asumsi paling penting yang melandasi kesimpulan kita mengenai efisiensi pasar tersebut.
1.Bahwa pasar bebas itu bersifat kompetitif sempurna. Padahal dalam kenyataan sehari-hari, kompetisi/persaingan yang berlangsung di pasar sering jauh sekali dari sempurna. Di sebagian pasar, ada pembeli atau penjual tunggal (atau sekelompok kecil produsen/konsumen) yang sepenuhnya menguasai harga. Kemampuan suatu pihak dalam menentukan harga secara sepihak inilah yang disebut sebagai "kuasa pasar" (market power), Keberadaan kuasa pasar mengakibatkan pasar menjadi tidak efisien karena hal itu menjauhkan harga dan kuantitas ideal dari ekuilibrium penawaran dan permintaan.
2.Hasil-hasil pasar hanya berkaitan dengan kepentingan pembeli dan penjual. Padahal dalam kenyataannya, keputusan-keputusan para pembeli tidak hanya mempengaruhi mereka saja, namun juga mempengaruhi orang-orang yang sama sekali tidak terlibat, dalam interaksi pasar. Polusi adalah contoh klasik hasil interaksi pasar yang mempengaruhi semua pihak, termasuk mereka yang tidak berpartisipasi di pasar. Dampak sampingan inilah yang lazim disebut sebagai "eksternalitas" (externality). Itu berarti ke¬sejahteraan di suatu masyarakat sesungguhnya tidak bisa diukur semata-mata berdasarkan penilaian pembeli atas suatu barang/jasa atau hitungan biaya produksi yang dipikul produsen. Karena para pembeli dan penjual biasanya mengabaikan dampak-dampak sampingan tersebut dalam membuat keputusan apa dan berapa yang akan mereka konsumsi atau produksi, maka ekuilibrium yang tercipta di pasar yang bersangkutan bisa jadi tidak akan efisien jika dilihat dari sudut pandang masyarakat secara keseluruhan.
Keberadaan kuasa pasar dan eksternalitas merupakan dua bentuk menonjol dari apa yang disebut sebagai "kegagalan pasar" (market failure), yakni ketidakmampuan sebagian pasar bebas sehingga tidak dapat mengalokasikan sumber-sumber daya secara efisien. Ketika pasar gagal, ada kalanya kebijakan pemerintah dapat membantu memperbaiki situasi, dan memperbaiki efisiensi ekonomi. Para ahli mikroekonomi mencurahkan perhatian lebih banyak untuk mempelajari gejala-gejala kegagalan ekonomi, dan jenis-jenis kebijakan yang tepat untuk memperbaikinya. Pada saat Anda berada pada tahap Ianjutan dalam mempelajari ilmu ekonomi, Anda akan memerlukan perangkat-perangkat analisis ekonomi kesejahteraan yang telah kita simak dalam bab ini.
Meskipun pasar bisa dan memang seringkali gagal dalam mengalokasikan sumberdaya secara efisien, kemampuan mekanisme tangan tak nampak dari pasar bebas itu tetaplah sangat penting. Di banyak pasar, asumsi-asumsi yang kita pakai hadir secara utuh sehingga efisiensi pasar pun tercipta. Di samping itu, analisis kita mengenai ilmu ekonomi kesejahteraan dan efisiensi pasar berguna untuk memahami berbagai kebijakan yang diterapkan pemerintah. Pada dua bab berikutnya kita akan menerapkan perangkat-perangkat analisis yang baru saja kita pelajari di sini untuk mempelajari dua kebijakan yang sangat penting dalam kehidupan ekonomi sehari-hari dewasa ini yakni perpajakan dan perdagangan internasional.
Dari pengamatan tersebut, kita dapat menarik dua kesimpulan pokok mengenai hasil-hasil yang dibuahkan oleh mekanisme pasar bebas, sebagai berikut:
1.Pasar bebas mengalokasikan penawaran barang kepada pembeli yang memberikan penilaian tertinggi atas barang itu, yang dapat diukur berdasarkan kesediaan membelinya.
2.Pasar bebas mengalokasikan permintaan atas suatu barang kepada para penjual yang mampu memproduksikannya dengan biaya yang paling rendah.
3.Pasar bebas memproduksikan suatu barang dalam kuantitas tertentu yang dapat memaksimalkan seluruh surplus produsen dan surplus konsumen.
Jika kuantitas barang lebih rendah daripada kuantitas ekuilibrium, maka nilai barang bagi pembeli melebihi biaya yang harus ditanggung penjual. Sebaliknya, apabila kuantitas barang lebih tinggi daripada kuantitas ekuilibrium, maka nilai suatu barang bagi pembeli akan lebih rendah daripada biaya yang harus ditanggung penjual. Dengan demikian, ekuilibrium pasar akan memaksimalkan seluruh surplus produsen dan surplus konsumen.
Untuk mengetahui penjelasannya, silahkan simak Gambar 7.10 Ingat bahwa kurva permintaan mencerminkan nilai suatu barang bagi pembeli sedangkan kurva penawaran melambangkan biaya produksinya yang harus dipikul penjual. Pada kuantitas yang lebih rendah daripada kuantitas ekuilibrium, maka nilai barang bagi pembeli akan melebihi biaya yang harus ditanggung penjual. Dalam situasi ini, peningkatan kuantitas barang akan dapat menaikkan surplus total, namun peningkatan itu harus dihentikan begitu kuantitas barang menyamai kuantitas ekuilibrium karena jika kuantitasnya lebih tinggi daripada kuantitas ekuilibrium, maka nilai barang tersebut bagi pembeli akan lebih rendah daripada biaya yang harus ditanggung penjual. Jika peningkatan tetap diteruskan, maka surplus akan mengalami kemerosotan.
Dengan tiga kesimpulan tentang hasil-hasil pasar di atas, maka jelaslah bagi kita bahwa ekuilibrium pasar memaksimalkan seluruh surplus produsen dan surplus konsumen. Dengan kata lain, kondisi ekailibrium itu identik dengan alokasi sumberdaya yang efisien. Karenanya, tugas si pejabat tadi sebenarnya sangat mudah. la cukup membiarkan pasar bekerja sebagaimana adanya, dan ia tidak perlu berbuat apa-apa lagi. Kesimpulan ini pula yang menjadi alasan bagi para ekonom untuk menganjurkan penerapan pasar bebas sebagai mekanisme alamiah untuk mengorgansasikan berbagai kegiatan ekonomi.
.
KESIMPULAN:
EFISIENSI PASAR DAN KEGAGALAN PASAR
Bab ini memperkenalkan dua perangkat analisa dasar dari ilmu ekonomi kesejahteraan, yakni Surplus Konsumen dan Surplus Produsen, serta menjelaskan penerapannya guna mengevaluasi efisiensi pasar bebas. Dalam bab ini dijelaskan pula bahwa kekuatan penawaran dan permintaan dapat mengalokasikan sumber daya secara efisien. Itu berarti meskipun setiap penjual dan pembeli di pasar hanya mengejar kepentingan masing-masing, interaksi mereka secara keseluruhan terbimbing oleh mekanisme tangan tak nampak, sedemikian rupa sehingga mengarah kepada suatu ekuilibrium yang memaksimalkan keuntungan total bagi segenap pembeli dan penjual.
Kesimpulan:
Pasar itu efisien didasarkan pada sejumlah asumsi/pengandaian tentang fungsinya yang tidak sama dengan kenyataan yang ada. Jika asumsi-asumsi tersebut tidak terwujud, maka dengan sendirinya kesimpulan kita tersebut tidak berlaku.
Dua asumsi paling penting yang melandasi kesimpulan kita mengenai efisiensi pasar tersebut.
1.Bahwa pasar bebas itu bersifat kompetitif sempurna. Padahal dalam kenyataan sehari-hari, kompetisi/persaingan yang berlangsung di pasar sering jauh sekali dari sempurna. Di sebagian pasar, ada pembeli atau penjual tunggal (atau sekelompok kecil produsen/konsumen) yang sepenuhnya menguasai harga. Kemampuan suatu pihak dalam menentukan harga secara sepihak inilah yang disebut sebagai "kuasa pasar" (market power), Keberadaan kuasa pasar mengakibatkan pasar menjadi tidak efisien karena hal itu menjauhkan harga dan kuantitas ideal dari ekuilibrium penawaran dan permintaan.
2.Hasil-hasil pasar hanya berkaitan dengan kepentingan pembeli dan penjual. Padahal dalam kenyataannya, keputusan-keputusan para pembeli tidak hanya mempengaruhi mereka saja, namun juga mempengaruhi orang-orang yang sama sekali tidak terlibat, dalam interaksi pasar. Polusi adalah contoh klasik hasil interaksi pasar yang mempengaruhi semua pihak, termasuk mereka yang tidak berpartisipasi di pasar. Dampak sampingan inilah yang lazim disebut sebagai "eksternalitas" (externality). Itu berarti ke¬sejahteraan di suatu masyarakat sesungguhnya tidak bisa diukur semata-mata berdasarkan penilaian pembeli atas suatu barang/jasa atau hitungan biaya produksi yang dipikul produsen. Karena para pembeli dan penjual biasanya mengabaikan dampak-dampak sampingan tersebut dalam membuat keputusan apa dan berapa yang akan mereka konsumsi atau produksi, maka ekuilibrium yang tercipta di pasar yang bersangkutan bisa jadi tidak akan efisien jika dilihat dari sudut pandang masyarakat secara keseluruhan.
Keberadaan kuasa pasar dan eksternalitas merupakan dua bentuk menonjol dari apa yang disebut sebagai "kegagalan pasar" (market failure), yakni ketidakmampuan sebagian pasar bebas sehingga tidak dapat mengalokasikan sumber-sumber daya secara efisien. Ketika pasar gagal, ada kalanya kebijakan pemerintah dapat membantu memperbaiki situasi, dan memperbaiki efisiensi ekonomi. Para ahli mikroekonomi mencurahkan perhatian lebih banyak untuk mempelajari gejala-gejala kegagalan ekonomi, dan jenis-jenis kebijakan yang tepat untuk memperbaikinya. Pada saat Anda berada pada tahap Ianjutan dalam mempelajari ilmu ekonomi, Anda akan memerlukan perangkat-perangkat analisis ekonomi kesejahteraan yang telah kita simak dalam bab ini.
Meskipun pasar bisa dan memang seringkali gagal dalam mengalokasikan sumberdaya secara efisien, kemampuan mekanisme tangan tak nampak dari pasar bebas itu tetaplah sangat penting. Di banyak pasar, asumsi-asumsi yang kita pakai hadir secara utuh sehingga efisiensi pasar pun tercipta. Di samping itu, analisis kita mengenai ilmu ekonomi kesejahteraan dan efisiensi pasar berguna untuk memahami berbagai kebijakan yang diterapkan pemerintah. Pada dua bab berikutnya kita akan menerapkan perangkat-perangkat analisis yang baru saja kita pelajari di sini untuk mempelajari dua kebijakan yang sangat penting dalam kehidupan ekonomi sehari-hari dewasa ini yakni perpajakan dan perdagangan internasional.
sumber : http://mikro-ekonomi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar