KASUS 6-2
Mengatur investasi lepas pantai
(Offshore) : Mata uang siapa ?
Offshore
Invesment Fund (OIF) bergerak di Firefield, Connecticut, yang hanya bertujuan
untuk memberi jalan bagi para pemegang saham AS untuk berinvestasi dalam
sekuritas Spanyol. Dana yang digunakan terdaftar dalam NewYork Stock Exchange
(Bursa Sahan NewYork). Perwakilan nya adalah Shady Rest Bank and Trust Company
Of Connecticut (“Shady Rest”), yang menjaga pembukuan dana. Pertanyaan untuk
mata uang mana yang akan digunakan yang langsung muncul. Shady Rest telah
mempersiapkan buku neracanya dalam satuan Euro, karna dananya merupakan dana
Negara yang ditanamkan hanya untuk sekuritas yang di daftarkan pada Madrid
Stock Exchange. Sesudah itu, auditor keuangan menyatakan bahwa mereka, mata
uang fungsional haruslah Dollar AS. Kasus ini di dasarkan pada kejadian nyata.
Nama-nama dan Negara asal telah diganti.
PENGARUH KEPUTUSAN
Keputusan
untuk menggunakan dollar AS sebagai mata uang fungsional untuk keuangan
menciptakan kebingungan manajerial yang besar. Memang, pekerjaan penulisan
ulang dan pengerjaan ulang transaksi akuntansi merupakan tugas yang sangat
besar yang menghambat publikasi laporan keuangan tahunan. Konsep mata uang
fungsional merupakan sebuah konsep asing di Spanyol, dan pengaruh dari pilihan
mata uang fungsional tidak jelas bagi
para manajer. Akibatnya, tidak sampai bulan November mereka akhirnya mulai
merasakan pengaruh pilihan mata uang pada hasil-hasil keuangan.
Kesulitan
lain yang disebabkan oleh pilihan mata uang adalah :
a. Shady
Rest, dengan sekitar $300 Milyar dalam berbagai bentuk dana di manajemen, masih
belum mengembangkan sistem akuntansi multi mata uang yang memadai. Sedangkan
akuntansi untuk akuisisi sekuritas biasanya akan dicatat dalam sebuah masukan
pembukuan sederhana, 3 masukannya diperlukan saat ini. Selain itu, pembeyaran
uuntyuk pembelian sendiri bisa mempengaruhi laporan laba-rugi pada periode yang
sedang berjalan.
b. Masalah-masalah
yang serius yang berhubungan dengan oprasi harian. Ketika sebuah transaksi
dilakukan, manajer keuangan tidak mengetahui pengaruh keuangannya. Sebagai
contoh, selama tahun pertama oprasi, manajer keuangan yakin bahwa penjualan
portofolio telah menghasilkan keuntungan $1 juta. Ketika penjualan akhirnya
muncul di laporan, keuntungan transaksi tertutup oleh kerugian mata uang
sebesar $7juta .
PERTIMBANGAN UNTUK MEMILIH DOLLAR
SEBAGAI MATA UANG FUNGSIONAL
Para
auditor memberikan pertimbangan berikut untuk memilih dolar sebagai mata uang
fungsional :
a. Penggunaan
di Amerika Serikat
b. Didanai
dengan modal pemegang saham AS
c. Dividen
ditentukan dan dibayarkan dalam Dolar AS
d. Pelaporan
keuangan menurut GAAP AS. Dan dalam dolar AS
e. Pembayaran
administrasi dan laporan dihitung dalam asset bersih AS. Dan dibayarkan dalam
dolar AS.
f. Sebagian
besar beban terjadi dan dibayarkan dalam dolar AS.
g. Catatan
akuntansi disimpan dalam dolar AS.
h. Terkena
pajak AS, SEC, Dan Regulasi Exchange Act tahun 1940.
Oleh karena keuangan diatur untuk
diinvestasikan di Spanyol, dianggap bahwa pemegang saham Amerika Serikat
tertarik dalam pengaruh perubahan tingkat translasi pada arus kas dan ekuitas
dana; yaitu, Pemegang saham tidak berinvestasi di sekuritas Spanyol hanya karna
hasil-hasil yag menarik, tapi juga karna memainkan permainan mata uang yang
akan langsung mempengaruhi pengukuran arus kas dan ekuitas.
SUDUT
PANDANG MANAJEMEN
Pihak manajemen tidak setuju dengan
para auditor. Berikut ini bantahannya :
a. Penggabungan
di Amerika Serikat dengan pemegang saham Amerika Serikat. FAS 52 jelas-jelas
menyatakan bahwa mata uang fungsional harus ditentukan ole “lingkungan ekonomi
utama dimana entitas tersebut beroperasi alih-alih oleh rincian teknis
penggabungan”. Dengan cara yang sama, FAS 52 tidak menyatakan fakta bahwa
perusahaan dimiliki pemegang saham AS dan membayarkan dividen dalam dolar AS
yang relevan. Sebenarnya, FAS 52 lebih mengkhawatirkan regulasinya sendiri
dengan perusahaan dan manajemennya alih-alih pemegang sahamnya.
b. Pelaporan
keuangan dalam dolar AS menurut GAAP AS. Para auditor gagal membedakan
pelaporan antara mata uang dan mata uang fungsional. Jelas bahwa dolar AS harus
menjadi mata uang untuk pelaporan, tapi hal itu saja tidak berarti bahwa dolar
AS merupakan mata uang fungsional.
b. Pembayaran
beban tertentu dalam dolar. Pembayaran beban dalam dolar AS bukanlah alas an
untuk menjadikannya sebagai mata uang fungsional. Sementara beban yang bernilai
$8 juta untuk tahun 2007 terjadi dalam dolar AS, pendapatan lebih dari $100
juta didapatkan dalam Euro.
c. Pajak
AS dan regulasi SEC. pertimbangan ini relevan untuk mata uang pelaporan, bukan
mata uang fungsional
Argumen yang menentukan terhadap penggunaan dolar
sebagai mata uang fungsional adalah bahwa dengan melakukannya tidak memberikan
informasi yang dalam bahasa FAS 52, “secara umum sesuai dengan pengaruh ekonomi
yang diharapkan akibat perubahan nilai tukar pada arus kas dan ekuitas suatu
perusahaan”. Secara khusus, arus kas yang berasal dari kegiatan operasi dari
dana sepenuhnya terletak di Spanyol setelah transfer awal dana yang dikeluarkan
oleh modal dikumpulkan. Dana yang digunakan untuk membeli dan menjual investasi
di Spanyol, dan menerima semua pendapatannya dari Spanyol. Jika mata uang
fungsionalnya menggunakan euro, fluktuasi mata uang yang dicapai hanya diakui
ketika uangnya dikembalikan ke Amerika Serikat. Praktik yang ada dalam
“merealisasikan” laba atau kerugian translasi ketika, sebagai contoh, kas di
Spanyol ditranslasikan untuk investasi yang dibeli di Spanyol akan salah dan
menyesatkan.
Ambil
sebuah contoh. Anggaplah bahwa perusahaan menanamkan EUR100.000.000 di sebuah
bank Spanyol ketika nilai tukarnya adalah EUR1=$0,8496. Satu minggu kemudian
ketika nilai tukarnya adalah EUR1= $0,8393 yang dicairkan pada hari yang sama,
memutuskan bahwa investasinya tidak bijaksana. Dengan mengabaikan biaya
transaksi, mereka memiliki EUR 100.000.000 di Madrid pada awal dan akhir minggu.
Jika mata uang fungsionalnya adalah Euro, tidak ada laba/rugi yang
terealisasai. Namun, translasi ke dolar yang menyebabkna kerugian mata uang
sebesar $ 1.030.000, yang hanya akan dicapai ketika jumlahnya dikembalikan ke
Amerika Serikat. Hal ini dapat disamakan dengan pembelian saham yang kemudian
harganya jatuh. Jika dolar AS merupakan mata uang fungsional, transaksinya akan
berakhir dengan kerugian terealisasi sebesar $ 1.030.000. hasil ini tidak masuk
akal menurut pandangan arus kas manapun. Sebenarnya, hal ini menggaris bawahi
bahwa, dengan tujuan mereka, pengaruh pada laba-rugi yang dilaporkan dengan
menggunakan dolar AS sebagai mata uang fungsional sangat tidak masuk akal
Nilai
asset bersih ditentukan setiap minggu dalam dolar AS, dan dilaporkan kepada
pemegang saham dalam dolar AS. Hal ini sepenuhnya sesuai dengan menggunakan
dolar AS sebagai mata uang pelaporan yang tepat. Dengan menggunakan dolar
sebagai mata uang fungsional menyatakan bahwa ada pilihan yang realistis dan
praktis pada setiap transaksi pergerakan antara dolar dan euro. Anggapan ini
sangat salah,
Dana hanya akan mengembalikan modal dasarnya dalam dua kondisi
yaitu : 1. likuidasi. 2. Sebagai sebuah
cara sementara jika hasil Spanyol turun dibawah hasil AS.
DORONGAN UMUM TENTANG
FAS 52
Bahasa
FAS 52 menunjukkan bahwa penulisannya tidak menuliskan dengan referensi
langsung pada situasi seperti pada
Offshore Investment Fund yang merupakan sebuah perusahaan yang menambahkan uang
untuk tujuan tunggal menanamkannya di Negara lain. FAS 52 nampaknya ditulis
dari sudut pandang perusahaan operasional yang terpisah dan jauh.
FAS
52 menegaskan mata uang fungsional dari sebuah entitas sebagai mata uang dari
lingkungan ekonomi utama dimana entitas tersebut beroperasi. Anggaplah yayasan
tersebut digabungkan di Malta dan sebagai sebuah entitas terpisah, meminjam
dana dari induk perusahaan di AS, tempat akan terjadi dengan sendirinya. Jika
hakikatnya adalah untuk menang atas bentuk, seseorang harus menyimpulkan bahwa
euro harus tetap digunakan.
Paragraph
6 dari FAS 52 menyatakan, “untuk sebuah entitas dengan operasi yang mandiri dan
berada dalam sebuah Negara tertentu, mata uang fungsional biasanya adalah mata
uang Negara tersebut”. Pernyataan ini memperkuat aspek operasional yang
mengatur pemilihan mata uang fungsional sangat salah untuk menyangkal bahwa
operasi yayasn dilakukan di mana saja di Spanyol.
Paragraf
8 memperkuat anggapan bahwa “penilaian manajemen akan diperlukan untuk
menentukan mata uang fungsional di mana hasil-hasil keuangan dan hubungan
penggunaan mata uang diukur dengan tingkat relevansi dan relialibilitas
tertinggi”.
Yang
terakhir, paragraf 80 dan 81 menarik perbedaan yang sangat jelas yang
memperkuat anggapan kita (manajemen). Paragraph 80 berisi :
Pada
kelas pertama adalah operasi yang mandiri dan berada dalam sebuah Negara atau
lingkungan ekonomi tertentu. Operasi harian yang bergantung pada lingkungan
ekonomi dari mata uang fungsional induk perusahaan, operasi asing hanya
menghasilkan dan membelanjakan mata uang asing. Arus kas bersih mata uang asing
yang dihasilkannya bisa diinvestasikan kembali dan diubah serta diberikan
kepada induk perusahaan. Untuk kelas ini, mata uang asing merupakan mata uang
fungsional.
Definisi
ini harus dibandingkan dengan paragraph 81, yang menyatakan :
Pada
kelas kedua… operasi harian bergantung pada lingkungan ekonomi mata uang induk
perusahaan, dan perubahan pada pengaruh langsung asset dan kewajiban individu
dari entitas asing pada arus kas induk perusahaan. Untuk kelas ini, dolarAS
merupakan mata uang fungsional.
Jawaban :
Menurut
pendapat kami mata uang yang digunakan yaitu Euro, jika mata uang fungsionalnya
adalah euro, tidak ada laba atau rugi yang terealisasi. Namun, translasi ke
dolar menyebabkan kerugian mata uang sebesar $1.030.000, yang hanya akan
dicapai ketika jumlahnya dikembalikan ke Amerika Serikat. Hal ini dapat
disamakan dengan pembelian saham yang kemudian harganya jatuh. Jika dolar AS
merupakan mata uang fungsional, transaksinya akan berakhir dengan kerugian
terealisasi sebesar $1.030.000. hal ini tidak masuk akal menurut pandangan arus
kas manapun; sebenarnya, hal ini menggaris bawahi bahwa dengan tujuan mereka
pengaruh pada laba-rugi yang dilaporkan dengan menggunakan dolar AS sebagai
mata uang fungsional sangat tidak masuk akal.
FAS
No. 52 menegaskan mata uang fungsional dari sebuat entitas sebagai mata uang
dari lingkungan ekonomi utama di aman entitas tersebut beroperasi. Anggaplah
yayasan tersebut digunakan di Matla dan sebagai sebuah entitas terpisah,
meminjam dana dari induk perusahaannya di AS, penggunaan mata uang setempat
akan terjadi dengna sendirinya. Jika hakikatnya adalah untuk menang atas
bentuk, seseorang harus menyimpulkan bahwa euro harus tetap digunakan.